Rabu, 02 Mei 2012

Etika Seorang Muslim Di Tengah Masyarakat

Menjadi orang Islam yang beriman belumlah sempurna tanpa dibarengi dengan etika yang baik atau yang disering disebut dengan akhlak mulia. Alkhlak mulia merupakan penyempurnanya iman seorang muslim dan akhlah mulia ini dapat menggambarkan betapa kuat iman yang ia miliki.

Al-Qur'an sebagai sumber ajaran bagi ummat islam telah mengajarkan tentang etika dalam berbuat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya dala surat al-Hujrat (49) : 1-13.

Ayat 1 dan 2 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ



(1) Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لا تَشْعُرُونَ
(2).Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlahkamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari.

Kandungan ayat :
Ayat satu dan dua mengajarkan tentang etika bergaul dan berbicara dengan orang yang paling 'mulia' dibanding kita, contoh bergaul dengan orang tua, guru, abang/kakak dan orang yang lebih tua dari kita.

" Janganlah meninggikan suaramu melebihi suara mereka".
dalam konteks pendidikan ayat ini mengajarkan etika tidak boleh seorang anak meninggikan suara melebihi suara orangtuanya, juga siswa terhadap gurunya. siswa jangan meninggikan suara di depan gurunya sebagaimana ia meninggikan suara di depan kawan-kawannya. guru atau orang tua itu bukanlah kawannya melainkan lebih dari kawan sehingga ia wajib menghormatinya.

Ayat 6 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
(6). Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
Kandungan ayat : Ayat yang ke enam ini mengajarkan kepada kita akan etika merespon informasi/berita. Bilamana kita mendapat sebuah berita yang besar jangan langsung diiyakan melainkan harus dilakukan kroscek (cek n ricek) tentang kebenaran sebuah berita tadi.

ayat 9 :
وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الأخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
(9) Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

Kandungan ayat :
Ayat yang ke 9 ini mengajarkan tentang etika ketika melihat orang yang berselisih. Apabila ada perselisihan diantara saudaramu, hendaklah kamu menjadi penengah yang menyelesaikan masalah dengan adil, bukan malah membuat suasana menjadi lebih panas, melainkan kita diharap menjadi penengah, problem solver ditengah-tengah masyarakat. karena permasalahan akan selalu terjadi ditengah-tengah masyarakat.


ayat 10 :
 إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
(10). Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.

Kandungan ayat :
Persaudaraan.
Ayat ke sepuluh ini menjadi puncak dari beberapa ayat sebelumnya, bahwa seorang muslim harus menanamkan dalah hatinya bahwa orang muslim yang lain adalah saudaranya bagiakan saudara sedarah. yang selalu kita bela, kasihi, sayangi, cintai dan lindungi.

ayat 11 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَسْخَرْ قَومٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلا تَنَابَزُوا بِالألْقَابِ بِئْسَ الاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الإيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
(11). Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim.

Kandungan ayat :
Ayat ke 11 ini menyuruh kita agar selalu 'bercermin'. Kepintaran yang kita punya, rejeki yang kita miliki jangan sampai membuat kita menghina orang lain, karena belum tentu kita yang paling baik, bisa jadi yang kita hina ternyata lebih baik dan mulia dibanding kita.
Dan dilarang memanggil seseorang dengan panggilan yang dibencinya.


ayat 12 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
(12) Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.

Kandungan ayat :
Ayat ini melarang kita buruk sangka, mencari-cari kesalahan-kesalahan orang lain dan menggunjing.

ayat 13 :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
(13) Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Kandungan ayat :
Ayat yang ke 13 ini mengajarkan tentang etika seorang muslim terhadap masyarakat global. Islam bukanlah agama yang eksklusif (tertutup) melainkan islam adalah agama yang terbuka dan mengajarkan tentang toleransi. seperti ayat di atas menyampaikan bahwa manusia itu pada dasarnya sama tidak ada yang istimewa, timur, barat, hitam, putih, lak-laki dan perempuan memang sudah kodratnya. semua itu makhluk Allah yang harus kita sayangi dan hargai, tapi yang membedakan manusia hanyalah iman yang ia miliki, semakin iman seseorang tinggi maka kemuliaan disisi Allah semakin tinggi pula.


Penutup,
Sebagai seorang muslim, kita tentunya ingin menjadi muslim sejati yang sempurna, bukan hanya muslim KTP, oleh karena itu kemuliaan seorang muslim tampak dari etikanya sehari-hari, bagaimana ia ber etika di depan orang yang lebih tua darinya dan bagaimana ia bersikap di tengah-tengah kehidupan masuyarakat. al-Qur'an surat al-Hujrat seakan memberikan pengajaran tentang hal itu.


0 komentar:

Posting Komentar