Tujuan Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa.tidak perlu dipersebatkan lagi evaluasi sangat dibutuhkan dalam pendidikan, karena dengan evaluasi pembelajaran akan terus menjadi terarah dan diharapkan akan menjadi tolok ukur pengambilan suatu keputusan dalam pendidikan.
dalam tulisan ini penulis tidak memaparkan lagi tentang defenisi evaluasi pendidikan secara teoritis, melainkan penulis hanya memaparkan tentan beberapa problem praktik evaluasi pendidikan di lapangan.
Dilema Evaluasi Pendidikan
akhir-akhir ini sering kita dengar ada anggapan evaluasi itu hanya berguna bagi siswa untuk mendapat nilai dan menentukan ranking dan penulis menamakannya dengan evaluasi 'satu arah'.
apa itu evaluasi satu arah?
evaluasi satu arah yang penulis maksud adalah bahwa fungsi dan cara evaluasi yang digunakan cenderung bersifat subjektif. artinya evaluasi itu hanya melibatkan guru tanpa memandang hal-hal yang lain seperti mengevaluasi butir soal, mengevaluasi metode yang digunakan, mengevaluasi alat bantu dan cara mengajar guru. sehingga guru melaksanakan evaluasi hanya menuliskan sejumlah soal-soal yang harus dijawab oleh siswa dan akhirnya siapa nilainya yang tidak mencukupi akan diadakan ujian ulangan.
Evaluasi pendidikan paling tidak mempunyai beberapa manfaat. antaranya:
manfaat untuk siswa:
yaitu untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan penguasaan siswa terhadap suatu materi pembelajaran, apabila belum mencapai hasil yang standar berarti mengindikasikan ada masalah dalam pembelajaran.
manfaat untuk guru:
yaitu dengan melaksanakan evaluasi pendidikan guru akan mengetahui apakah langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakannya berhasil atau tidak. kalau sekiranya sudah berhasil berarti perlu dipertahankan dan diberi penguatan lagi, tapi kalau sekiranya belum berhasil maka guru harus meninjau ulang langkah-langkah pembelajaran yang telah ia laksanakan.
manfaat untu pengambil kebijakan:
yaitu bagi orang-orang yang bertugas mengambil kebijakan dalam pendidikan seperti kepala sekolah,pemerintah dll. haruslah merujuk kepada hasil evaluasi pendidikan, yaitu untuk mengetahui kebijakan apa yang akan diambil dalam hal meningkatkan kualitas pendidikan.
Dan disinilah letak dilema evaluasi pendidikan yang penulis maksud bahwa dari tiga manfaat diatas yang lebih dominan hanya sampai kepada manfaat yang pertama yanitu manfaat bagi siswa sedangkan manfaat untuk guru dan pengambil kebijakan tidak dominan. sehingga apapun hasil dari evaluasi tersebut hanya melibatkan siswa. kalau siswa tidak bisa menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru selalu yang disalahkan siswanya dan diklaim siswanya bodoh-bodoh. pada hal seharusnya belum tentu siswa yang tidak biasa menjawan soal dikarenakan dia bodoh bisa jadi karena cara penyampain guru tidak dapat dicernanaya dengan baik. tapi sayangnya sedikit diantara para guru yang dapat besikap ksatria untuk mengakui kelemahannya dalam mengajar.
wallohu a'lam
0 komentar:
Posting Komentar