Hakikat anak didik merupakan suatu yang mesti diketahui oleh para pendidik sebagai pijakan dalam mengambil kebijakan khususnya yang berkaitan dengan perkembangan anak didik. oleh karena itulah di dalam kajian filsafat pendidikan pengkajian terhadap hakikat anak didik menempati posisi yang sangat penting.
Al-Rasyidin mengungkapkan dalam bukunya, salah satu hakikat anak didik itu adalah : anak didik mempunyai dunia mereka sendiri sehingga anak bukanlah miniatur dari orang dewasa. anak mempunyai dunia sendiri yaitu dunia bermain, maka dari itu semestinya walaupun anak mempunyai tugas belajar, akan tetapi kebutuhan bermain haruslah dipenuhinya. Akan tetapi sangat disayangkan, sistem pendidikan kita saat ini sepertinya telah 'merampas' dunia anak. lihat saja dimana-mana anak dipacu agar terus belajar, belajar dan belajar. Para orang tua seperti merasa kerugian kalau anaknya sepulang sekolah tidak ada kegiatan, sehingga sepulang sekolah anak 'dipaksa' lagi mengikuti les sampai sore, tidak sampai disitu malamnya pun mengundang guru privat dan mengerjakan PR yang diberikan oleh guru di sekolah. bahkan ironisnya para guru juga ikut serta dalam lingkaran yang keliru ini dengan memberikan ultimatum kepada siswa bahwa tugas siswa hanyalah belajar, tidak ada waktu untuk bermain. maka tidak heran, ketika anak didik sudah mulai beranjak dewasa seakan malas belajar karena mengalami kejenuhan. belajar/sekolah bukan lagi sesuatu yang menyenangkan dan membanggakan, melainkan sekolah merupakan suatu tempat yang 'menyeramkan' dan gurunya pun bagaikan 'monster' yang selalu menakut-nakuti hidupnya.
tentu situasi ini tidak kita harapkan dan tidak mau kita biarkan, maka oleh karena itu pemahaman terhadap hakikat anak didik sangatlah penting khususnya bagi pendidik baik orang tua maupun para guru.
wallohu a'lam
0 komentar:
Posting Komentar