Jumat, 21 Januari 2011

Menjadi Manusia Terbaik

Semua orang tanpa terkecuali menginginkan dirinya menjadi yang terbaik dari yang lainnya, dan juga ingin mendapat yang terbaik untuk dirinya. Allah Swt menjelaskan dalam surat Ali Imran ayat 112 bahwa ada tiga unsur yang harus dipenuhi untuk menjadi manusia terbaik.
" Kuntum khoira ummatin ukhrijat linnaasi ta'muruuna bil ma'ruf watnhauna anil munkar watu'minuuna billah"
(kamu adalah ummat terbaik yang diutus kepada manusia, yang menyuruh kepada kebaikan, mencegah dari kemungkaran dan beriman kepada Allah).
Dari ayat di atas dapat kita simpulkan bahwa ada tiga unsur yang harus dipenuhi untuk menjadi manusia terbaik, yaitu :

1. Ta'muruuna bil ma'ruuf. yaitu menyuruh kepada kebaikan. 
Tugas pertama kita adalah menyuruh manusia kepada kebaikan secara kontiniu dengan segala macam cara, baik dengan lisan, tulisan, maupun dengan perbuatan, tentu sebelum menyuruh orang kita harus terlebih dahulu mengerjakan kebaikan itu. orang tidak akan mau diajak untuk bersedekah manakala kita sendiri dikenal sebagai orang yang kikir. oleh karena itu etika dalam menyuruh orang berbuat baik, kita harus memperbaiki diri kita sendiri dahulu. di dalam ayat lain Allah berfirman : "yaa ayyuhal ladziina aamanuu quu anfusakum wa ahliikum naroo..." (hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka...). nah sekali lagi bahwa sebelum menyuruh orang kepada kebaikan terlebih dahulu kita pastikan bahwa kita sudah melakukan kebaikan itu.

2. Tanhauna 'anil munkar. yaitu mencegah atu melarang dari kemungkaran. 
Tugas kedua ini jauh lebih sulit dari yang pertama, oleh karena itu nilainya pun lebih tinggi. Bisa jadi Polisi yang mati-matian memberantas kejahatan, seperti perjudian, minum khomar, prostitusi dan sebagainya lebih mulia dibandingkan dengan seorang ustad yang hanya berceramah dibelakang podium. Penjahat tidak akan marah apabila kita ajak kepada kebaikan, namun, dia akan murka apabila kita mencoba melarang atau mencegah dia dari perbuatan kejahatannya. maka oleh karena itu tugas yang kedua ini nilainya lebih tinggi dari tugas yang pertama dikarenakan ini mengandung risiko yang lebih berat. dalam mencegah kemungkaran Nabi menjelaskan : man ro a minkum munkaron falyughoyyir biyadihi, fainlam yastati' fabilisanih, wainlam yastati' pabilisanih wainlam yastati' fabiqolbih, wa dzaalika adh'aful iimaan" (siapa saja yang melihat kemungkaran maka hendaklah ia berantas degan tangganya/kekuasaannya, apabila tidak mampu dengan lisan/menasehatinya apabila tidak mampu dengan hatinya/membeci kemungkaran itu, dan inilah selemah-lemah iman.
dari hadis di atas nampaklah bagi kita bahwa tindakan melawan kemungkaran itu ada tiga :
  1. Tindakan melalui kekuasaan. seperti menutup fasilitas-fasilitas kejahatan itu sendiri, dan tentu ini hanya mampu dilaksanakan oleh pihak yang berwenang seperti pemerintah, penegak hukum dll. begitu juga orang tua terhadap anaknya berhak memukulnya apabila dianggap sudah patut dipukul.
  2. Tindakan melalui peringatan lisan. seperti memberi nasehat kepada sipelaku, unjuk rasa dsb, tentu ini bisa dilakukan oleh siapa pun.
  3. Tindakan dengan hati yaitu dengan membenci perbuatannya. dan inilah selemah-lemah iman. maka apabila kita sudah tidak benci kepada kemunkaran itu berarti kita sudah tidak memiliki iman lagi.
3. Tu'minuuna billaah. yaitu beriman kepada Allah. 
Tugas yang ketiga Adalah : dalam menjalankan amar ma;ruuf nahi munkar haruslah didasari dengan niat yang tulus karena keimanan kepada Allah. Ustad yang sering menasehati ummat manusia, berceramah menyeru kepada kebaikan tidak akan mendapat nilai apa pun manakala dia melakukukannya bukan didasarkan Iman kepada Allah. Begitu juga seorang polisi atau pejabat pemberantas kejahatan tidak akan ada nilainya di mata Allah apabila mereka melakukannya hanya sekedar dikarenakan tuntutan jabatannya tidak dikarenakan keimanan kepada Allah Swt. oleh karena itu, tugas yang ketiga inilah yang paling sulit dari ketiga tugas itu. karena disini kita melawan syetan dan hawa nafsu yang tidak bisa kita lihat, yang setiap saat menyerang kita dengan segala kelicikannya.

Sebagai kesimpulan : janganlah kita sesekali mengkalaim diri kita yang paling baik manakala tugas yang tiga itu belum kita lakukan secara berkesinambungan.

wallohu a'lam

oleh :
Muzanni Lubis, S.Pd.I

0 komentar:

Posting Komentar