Sabtu, 19 September 2015

ALIRAN – ALIRAN DALAM FILSAFAT dan ANALISA TERHADAP MASALAH PENDIDIKAN

1.      Idealisme
Dunia pengalaman disebut sebagai dunia semu atau dunia baying-bayang.
Dunia idea (akal-budi) disebut sebagai dunia asli, dunia yang sesungguhnya.

2.      Realisme ( Aristoteles, 384-322 )”
            Aristoteles mengatakan bahwa setiap hal atau benda itu tersusun dari “hule” dan “morfe”, yang kemudian dikenal dengan teori “Hule-Morfistik”.
Hule adalah dasar permacam-macaman, karena hulenya, maka suatu benda adalah benda itu sendiri.
Morfe adalah dasar kesatuan, yang menjadi inti dari segala sesuatu, karena morfe-nya, maka segala sesuatu itu sama dengan yang lain termasuk kedalam satu jenis yang sama.


3.      “Positivisme”
            Ada 3 tingkatan mengenai budi :
Tingkatan Teologis, yang menerangkan segala sesuatunya dengan pengaruh dan sebab-sebab yang melebihi kodrat.
Tingkat Metafisis, yang hendak menerangkan segala sesuatu melalui abstraksi.
Tingkat Positif, yang hanya memperhatikan yang sungguh-sungguh dan sebab akibat yang telah ditentukan.
4.      “Eksistensialisme”
            Ciri umum Eksistensialisme :
Orang dinilai dan ditempatkan pada kenyataan yang sesungguhnya sebagaimana yang ada (eksis)
Orang harus berhubungan dengan dunia yang ada.
Manusia merupakan satu kesatuan sebelum ada perpisahan antara jiwa dan badannya.
Orang berhubungan dengan segala sesuatu yang ada.
5.      “Realisme ( Aristoteles, 384-322 )”
            Aristoteles mengatakan bahwa setiap hal atau benda itu tersusun dari “hule” dan “morfe”, yang kemudian dikenal dengan teori “Hule-Morfistik”.
Hule adalah dasar permacam-macaman, karena hulenya, maka suatu benda adalah benda itu sendiri.
Morfe adalah dasar kesatuan, yang menjadi inti dari segala sesuatu, karena morfe-nya, maka segala sesuatu itu sama dengan yang lain termasuk kedalam satu jenis yang sama.
6.      “Positivisme”
            Ada 3 tingkatan mengenai budi :
Tingkatan Teologis, yang menerangkan segala sesuatunya dengan pengaruh dan sebab-sebab yang melebihi kodrat.
Tingkat Metafisis, yang hendak menerangkan segala sesuatu melalui abstraksi.
Tingkat Positif, yang hanya memperhatikan yang sungguh-sungguh dan sebab akibat yang telah ditentukan.
7.      “Eksistensialisme”
            Ciri umum Eksistensialisme :
Orang dinilai dan ditempatkan pada kenyataan yang sesungguhnya sebagaimana yang ada (eksis)
Orang harus berhubungan dengan dunia yang ada.
Manusia merupakan satu kesatuan sebelum ada perpisahan antara jiwa dan badannya.
Orang berhubungan dengan segala sesuatu yang ada.

0 komentar:

Posting Komentar