Jumat, 11 September 2015

Tiga Sifat Yang Menghancurkan Manusia



Tiga Sifat Yang Menghancurkan Manusia
Penulis : Muzanni Lubis, S.Pd.I

Pendahuluan
Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang sangat mulia, baik dipandang dari segi bentuk dan rupa (jasmani) maupun dari segi sifat dan watak (rohani). Manusia adalah makhluk yang unik berbeda dari makhluk lain seperti binatang dan malaikat. Sehingga di dalam al-Qur’an Allah memuji manusia (jasmaninya) dengan sebutan ahsani taqwim yaitu sebaik-baik bentuk atau rupa (lihat QS : At-Tin (95) : 4). Pada ayat yang lain Allah juga menegaskan akan kemuliaan manusia itu (rohaninya) sebagimana Firman Allah SWT. “Demi sesungguhnya Kami telah memuliakan anak Adam lebih dari yang lain. Kami telah menjadikan manusia dapat berjalan di darat dan berlayar di laut. Kami berikan rezeki yang baik-baik kepada mereka. Kami melebihkan manusia dari sebagian besar makhluk Kami dengan kelebihan yang jelas.” (QS: Al-Israa’ (17) : 70).
 Kemuliaan yang didapat manusia itu sewaktu-waktu bisa mengalahkan kemulian malaikat, akan tetapi pada saat yang lain kemuliaan manusia itu hilang dan menjadi makhluk yang sangat bejat sehingga lebih bejat dari binatang.

Dalam kajian sejarah perjalanan kehidupan manusia ada tiga sifat yang mampu membinasakan kodrat manusia, menurunkan derajatnya, dan menghilangkan kemuliaannya. Yaitu, (1) Sombong, (2) Rakus, dan (3) Dengki.
Melalui tulisan sederhana yang singkat ini, penulis ingin menyampaikan kepada pembaca tentang bagaimana sifat-sifat tersebut merendahkan derajat manusia itu sendiri.

 Pembahasan

1. Takabbur atau sombong
Kata Takabbur berasal dari kata takabbara, yatakabbaru, takabburan (bahasa Arab) yang berarti sombong. Secara istilah takabbur adalah merasa dirinya ‘lebih’ dari yang lain, seperti merasa dirinya lebih pintar, merasa dirinya lebih alim, merasa dirinya lebih kaya atau merasa dirinya ‘lebih’ dari orang lain. Bahayanya sifat sombong tidak perlu diperdebatkan lagi, Iblis telah merasakan dahsyatnya bahaya kesombongan itu. akibat kesombongannya dia diusir dari surga dan dikutuk selama-lamanya dan dijanjikan oleh Allah akan menjadi penghuni abadi neraka.
Iblis awalnya bukanlah makhluk sembarangan, melainkan dikenal karena mempunyai track record atau rekam jejak yang sangat mengagumkan, Iblis pernah beribu tahun menjadi guru malaikat, beratus tahun mengelilingi Arasy  dan masih banyak lagi. (lihat Tafsir Showi, jilid I). Akan tetapi dikarenakan ‘hanya’ tidak mau sujud (memberi hormat) kepada Nabi Adam karena ia menganggap dirinya lebih hebat dari Adam. As, karena Adam diciptakan dari tanah sementara Iblis diciptakan dari api, maka Allah pun menghukumnya dengan hukuman yang keras. Yaitu : dikeluarkan dari surga, dikutuk selama-lamanya, dan dijanjikan menjadi penghuni abadi neraka.
Sesuai dengan janji Iblis, dia akan terus merusak keturunan Adam, salah satunya dengan menularkan sifat sombong tersebut. Jika manusia sudah menjadi sombong maka alamat kehancuranlah yang akan datang. Sebagaimana kata bijak dari Belanda mengatakan, “kesombongan, berarti kehancuran sudah dekat.”.
Selain kepada Iblis, kesombongan itu juga sangat diidentik dengan Firaun, yang mana Firaun pada puncak kesombongannya dia sampai mengakui bahwa dirinya adalah Tuhan, dan pada saat itu juga, kehancuran dan kehinaan ditimpakan oleh Allah kepadanya.

2. Rakus alias tamak
Nabi Adam dikenal sebagai makhluk yang sangat dicintai Allah pada saat itu sehingga Iblis dan malaikat pun disuruh untuk memberi hormat kepada Adam. Allah memberi fasilitas yang sangat lengkap kepada Nabi Adam, hanya satu yang tidak boleh dilakukan yaitu mendekati pohon khuldi. Tapi akibat rasa penasaran dan sifat tamak yang ada pada diri Nabi Adam ia tidak mampu melawan godaan hawa nafsu dan godaan syetan sehingga ia juga melanggar larangan Allah SWT. Akibatnya, ia diusir dari surga dan diturunkan ke bumi serta dicopot semua fasilitas yang selama ini dimilikinya.

Secara bahasa tamak berarti rakus hatinya. Sedang menurut istilah tamak adalah cinta kepada dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan hukum haram yang mengakibatkan adanya dosa besar. Berdasarkan pengertian diatas bisa kita mengerti, bahwa tamak adalah sifat rakus terhadap hal-hal yang bersifat kebendaan tanpa memperhitungkan mana yang halal dan haram.

Sampai saat ini, sifat rakus inilah yang juga membahayakan manusia dan tatanan hidup bernegara. Sudah diberi gaji dan fasilitas kehidupan yang cukup, tapi belum merasa puas, masih mau mencuri bahkan merampas yang bukan haknya. perilaku korupsi terjadi dimana-mana bukan karena kurangnya gaji mereka melainkan karena sifat tamak atau rakus yang ada pada diri manusia itu. Sifat tamak ini jugalah yang membuat manusia itu menjadi individualistik, pelit terhadap sesama, dan hanya peduli terhadap dirinya sendiri, yang mana menyalahi kodrat manusia itu sendiri sebagai makhluk yang bersosial.

3. Hasad alias dengki
Timbulnya sifat ini adalah imbas dari sifat tamak itu sendiri. Sifat tamak membuat manusia akan menjadi pendengki. Dengki melahirkan  permusuhan dan perbuatan keji dan mungkar lainnya, yang pada akhirnya  menjadikan manusia lupa kepada Rabb-nya, Allah SWT, bahkan sifat ini dapat merusak amal-amal yang telah di lakukan manusia dan dapat menyeret manusia kepada kehinaan di akhirat.
Haramnya Hasad telah ditetapkan dalam al-Qur’an.yang merupakan sifat-sifat orang kafir, munafik dan lemah imannya, sifat orang yang tidak ingin berterima kasih terhadap saudaranya seagama yang telah mendapat nikmat dari Allah.
Allah memberi pelajaran bagi umat manusia betapa buruknya sifat ini. Yaitu ketika Allah menceritakan kisah anak Adam yang bersaudara kandung Qabil dan Habil. Qobil tidak bisa menerima keputusan Allah tentang hukum perkawinan pada saat itu,  ia lalu menanam rasa dengki di hatinya terhadap saudaranya sendiri, Habil. Yang pada akhirnya ia tega membunuh saudaranya sendiri akibat sifat dengki yang ada pada hatinya.
Apa yang telah dilakukan oleh Qabil terhadap saudara kandungnya, Habil, pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu yang aneh lagi, melainkan sudah menjadi kejadian yang sering kita dengar dan saksikan di kehidupan kita. Pembunuhan itu biasanya diawali dengan sifat dengki yang ada di hati manusia itu.
Hasad atau dengki bisa disingkat menjadi  S-M-S alias senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang. Ia tidak bisa tidur kala tetangganya baru membeli kulkas baru, ia menjadi sakit ketika melihat tetangganya membeli sofa baru, ia bahkan bisa kena serangan jantung kala tetangganya baru saja membeli mobil baru. Lalu segala cara ia lakukan, ia bisa menuduh tetangganya itu berbuat yang tidak baik untuk bisa membeli mobil baru tersebut. Sifat dengki juga lah yang bisa membuat hidup manusia tidak akan bahagia dan dijauhi oleh orang –orang di sekitarnya.

Penutup

Akhirnya sebagai penutup, mari kita jaga kodrat kitasebagai makhluk yang mulia, seraya dengan menghindari dan membasmi sifat yang merusak kemuliaan manusia itu sendiri, yaitu : sombong, tamak dan hasad.

Wallohu a’lam.














0 komentar:

Posting Komentar