Kamis, 24 September 2015

FILSAFAT KEBENARAN

Tulisan ini merupakan salah satu tugas penulis pada saat mengikuti perkuliahan di PPs Unimed pada mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan bersama Prof Dr Belferik Manullang.


1.      Perbandingan Tingkatan-tingkatan Kebenaran
Sebelum dijelaskan perbedaan pada tingkatan-tingkatan kebenaran itu, Mari kita lihat pernyataan di bawah ini :

“Kalau lapar, makan” (Kebenaran praktis)
“Supaya badan sehat, makanlah makanan yang sehat dan bergizi” (Kebenaran Ilmiah)
“Makanlah makanan yang sehat, bergizi dan halal (tidak hasil mencuri dan merampok” (Kebenaran esensi)


2.      Penjelasan
1.      “Kalau lapar, makan”. Terserah mau makan apa, yang penting makan. Inilah contoh kebenaran praktis yang diperoleh dengan sangat mudah karena hanya mengandalkan pengalaman panca indera dan tidak melalui aktivias berpikir mendalam dan menyeluruh dan tidak memikirkan norma-norma yang ada. Tapi ini merupakan sebuah kebenaran yang paling rendah tingkatannya.
2.      “Supaya badan sehat, makanlah makanan yang sehat dan bergizi.” Ini adalah  contoh kebanaran ilmiah yang diperoleh dengan adanya aktivitas berpikir dan penelitian. Contoh :  Memakan makanan yang bergizi akan membuat badan menjadi sehat. Untuk mendapat kebenaran itu, sebelumnya telah dilakukan penelitian ilmiah. Disini sudah mengandalkan kebenaran menurut logika, yaitu makanan yang bergizi akan membuat badan sehat, makanan yang tidak bergizi akan membuat badan sakit, jadi dianjurkan memakan makanan yang bergizi.
3.      “Makanlah makanan yang sehat, bergizi dan halal (tidak hasil mencuri dan merampok” inilah yang disebut dengan kebenaran esensi yang diperoleh oleh hati. Secara praktis, kalau lapar, hanya  disuruh makan, secara ilmiah kalau lapar, kalau sedang lapar disuruh makan makanan yang sehat dan bergizi, sedangkan secara esensi, kalau lapar disuruh makan makanan yang baik dan halal. Disini tampak jelas bahwa tingkatan kebenaran esensi adalah kebenaran yang paling tinggi, karena selain mengandalkan logika, memikirkan kebaikan diri sendiri, juga memikirkan kebaikan orang lain.

0 komentar:

Posting Komentar