oleh : Muzanni Lubis, S.Pd.I, M.Pd
Latar
belakang masalah
Menurut Matin (2013: 2)
Perencanaan pendidikan adalah merupakan suatu usaha untuk mencapai
pengalokasian sumber daya pendidikan pada sistem pendidikan secara efisien,
adil dan rasional.
Dalam
bidang apapun, proses perencanaan merupakan unsur penting dan strategis yang
memberikan arah dalam pelaksanaan kegiatan utuk mencapai tujuan atau sasaran
yang dikehendaki. Dalam bidang pendidikan, proses perencanaan merupakan salah
satu faktor kunci efektifitas keterlaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan untuk
mencapai tujuan
pendidikan yang diharapkan bagi setiap jenjang dan jenis
pendidikan pada tingkat nasional, maupun lokal. Namun apabila dilihat dalam
kenyataan kesehariannya, unsur proses perencanaan pendidikan masih lebih banyak
dijadikan faktor pelengkap atau penjabaran kebijakan pimpinan, sehingga sering
terjadi tujuan yang ditetapkan tidak tercapai secara optimal.
Salah
satu penyebabnya adalah para perencana pendidikan masih kurang memahami proses
dan mekanisme perencanaan dalam konteks yang lebih komprehensif. Salah satunya pada
aspek analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan. Kesalahan dalam
mengidentifikasi dan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan
organisasi, akan mengakibatkan kesalahan pada pengambilan keputusan
(perencanaan).
Paling
tidak ada tiga garis besar yang harus dianalisis berkaitan dengan analisis
peluang dan tantangan organisasi sebagai salah satu tahapan sebelum merumuskan
sebuah perencanaan pendidikan. Yaitu :
a.
Trend
(kecenderungan) seperti : demografis, sosio ekonomi, budaya, sains, dan sistem
pendidikan
b. Stakeholders
(pemangku kepentingan) seperti : siswa/orangtua siswa, pengguna, dan
pemerintah.
c.
Job
market (bursa kerja) seperti : industri dan
komunitas.
Ketiga
hal di atas diidentifikasi dan kemudian dianalisis. Jika bentuknya positif maka
itu akan menjadi peluang, jika bentuknya negatif maka akan menjadi tantangan.
Makalah
ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana mengidentifikasi peluang dan
tantangan organisasi khususnya pada aspek tren yang berlaku.
Pembahasan
Lingkungan
Internal dan Eksternal Organisasi
Fase yang pertama yang harus
ditetapkan dalam desain sistem pengembangan perencanaan adalah menetapkan visi,
misi dan mandat organisasi. Selanjutnya akan dilakukan evaluasi, yaitu
mengidentifikasi dan menganalisis serta menginterpretasikan semua aspek yang
ada di lingkungan organisasi baik lingkungan internal maupun lingkungan
eksternal. Atau yang lebih dikenal dengan analisis SWOT. Yaitu menganalisis
kekuatan dan kelemahan organisasi dan juga peluang dan hambatan yang ada .
SWOT adalah akronim untuk kekuatan
(Strenghts), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities), dan ancaman
(Threats) dari lingkungan eksternal perusahaan. Menurut Jogiyanto (2005:46),
SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari
sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal
dan tantangan-tantangan yang dihadapi.
Upaya-upaya untuk mengenali
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang menentukan kinerja perusahaan.
Informasi eksternal mengeni peluang dan ancaman dapat diperoleh dari banyak sumber,
termasuk pelanggan, dokumen pemerintah, pemasok, kalangan perbankan, rekan
diperusahaan lain.
Selanjutnya Fredi Rangkuti (2004:
18) menjelaskan bahwa identifikasi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan
tantangan bertujuan untuk merumuskan strategi perusahaan atau perencanaan.
Menurut Irham Fahmi (2014:260), untuk
memudahkan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan maka dikelompokkan
menjadi dua macam, yakni :
1. Kekuatan dan
kelemahan diidentifikasi dengan melihat ke
lingkungan internal
2. Peluang dan
tantangan diidentifikasi dengan melihat ke lingkungan eksternal.
1.
Faktor Internal
Faktor internal ini mempengaruhi
terbentuknya strengths and weakness (S and W). Dimana faktor ini menyangkut
dengan kondisi yang terjadi dalam perusahaan, yang mana ini turut mempengaruhi
terbentuknya pembuatan keputusan perusahaan. Faktor internal ini meliputi semua
macam manajemen fungsional: pemasaran, keuangan, operasi, sumberdaya manusia,
penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen, dan budaya perusahaan.
2.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal ini mempengaruhi
terbentuknya opportunities and threats (O and T). Dimana faktor ini menyangkut dengan
kondisi-kondisi yang terjadi di luar perusahaan yang mempengaruhi dalam
pembuatan keputusan perusahaan. Faktor
ini mencakup lingkungan industri dan lingkungan bisnis makro, ekonomi, politik,
hukum, teknologi, kependudukan,
dan sosial
budaya.
Menganalisis
kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) organisasi berarti melihat ke
lingkungan dalam organisasi (internal environment) , yaitu apa yang dimiliki
dan yang tidak dimiliki oleh organisasi. Sedangkan menganalisis peluang
(opportunity) dan tantangan (threat) berarti melihat kondisi lingkungan luar
organisasi (external environment) baik yang bersifat lokal, nasional maupun
internasional yang mempunyai pengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi
tersebut.
Lingkungan
eksternal mempunyai dampak yang sangat berarti pada sebuah lembaga pendidikan.
Oleh karena itu, diperlukan adanya
pekerjaan mengidentfikasi faktor-faktor lingkungan organisasi baik lingkungan
internal maupun lingkungan eksternal.
Mengetahui
kondisi lingkungan organisasi baik kondisi yang bersifat positif maupun yang
bersifat negatif sangat penting, karena setiap kegiatan atau perencanaan yang akan dirumuskan harus diarahkan dalam rangka pemecahan masalah ada.
Identifikasi
Tren Sebagai Faktor Lingkungan Eksternal
Menurut Matin (2013: 136) analisis lingkungan eksternal dapat
diidentifikasi melalui beberapa faktor:
a. Faktor
Demografis
Faktor demografis mencakup besarnya
pertumbuhan penduduk usia sekolah , struktur usia, distribusi geografi,
komposisi etnis, dan distribusi pendapatan.
b. Faktor Sosio
ekonomi
Faktor ekonomi mencakup struktur
kelas sosial suatu negara, sikapnya dan harapannya tentang pendidikan,
distribusi penduduk berdasarkan desa dan kota dan pentingnya migrasi ke kota,
dan situasi ekonomi pada umumnya seperti pendapatan penduduk, kondisi keuangan
negara, serta prospek di masa depan.
c. Faktor
Politik dan Hukum
Faktor politik dan hukum mencakup stabilitas
politik dan dampaknya terhadap kebijakan pemerintah terhadap pendidikan, aspek
berikutnya adalah bagaimana kebijakan dibuat dan pada level mana mereka dapat
berpartisipasi.
d. Efisiensi
Eksternal Sistem Pendidikan.
Ini merujuk pada kesesuaian antara
pendidikan dan kebutuhan masyarakat, khususnya tenaga kerja. Pada aspek ini
bertujuan untuk melihat apa yang terjadi pada lulusan sekolah, apakah mereka
mendapat pekerjaan yang cocok dengan latar pendidikannya? Berapa lama mereka
mendapat pekerjaan sejak mereka lulus sekolah
e. Faktor
Teknologi
Faktor teknologi mencakup inovasi
produk, inovasi proses, aplikasi pengetahuan, fokus pada penelitian
pengembangan yang didukung pemerintah maupun swasta, dan teknologi komunikasi
baru.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42067/4/Chapter%20II.pdf
DAFTAR PUSTAKA
Matin, 2013. Perencanaan Pendidikan. Jakarta :
Rajawali Press
0 komentar:
Posting Komentar