Jumat, 04 Maret 2011

AKIBAT SIKAP TIDAK PEDULI ANTAR SASAMA

Alkisah,konon diceritakan di sebuah pinggiran hiduplah seorang petani dengan keluarganya. Dari hasil taninya ia mendapat kehidupan yang berkecukupan karena ia mempunyai sawah yang cukup luas dan binatang ternak. Sampai pada suatu musim, si petani dilanda cobaan berupat gangguan dari tikus. Ternyata para tikus sudah memasuki sawahnya dan juga rumahnya. Sehingga situasi ini membuat hati pak petani cemas dan gelisah, maka dengan istrinya dia berunding mencari solusi terhadap masalah yang sedang mereka hadapi. Maka dari rundingan keduanya diambillah langkah –langkah untuk mengatasi tikus-tikus pengganggu itu. Yaitu dengan membuat perangkat tikus. Keesokan harinya si petani pergi ke pasar untuk membeli perangkap tikus dan akemudian memasangnya di beberapa tempat yang strategis yang sering dilalui oleh kawanan tikus.
Ketika mentari sudah mulai condong ke arah barat menandakan hari sudah sore, seperti biasanya si tikus kembali ke rumah si petani, alangkah terkejutnya dia bercampur gelisah melihat dimana-mana terpasang perangkap tikus. Melihat keadaan gawat ini lalu sang tikus pun keluar dari rumah sambil mencari orang tempat untuk mengadu. Maka dalam perjalanannya dia menjumpai ayam, seraya tikus berkata : “ Ayam.. di rumah si petani ada perangkap tikus, dan itu sangat membahayakan kami”. Lalu si ayam menjawab dengan cueknya : “ itu kan derita Lo, ga ada kaitannya sama gue”. Dengan hati sedih si tikus melanjutkan perjalanannya, lalu dia bertemu dengan Kambing, tikus pun mengadu : “ kambing, di dalam rumah petani ada perangkap tikus”. Dengan nada yang sama dengan ayam si kambing pun membalas :” EGP”. Dengan hati yang bertambah sedih si tikus tidak berputus asa dia kembali melanjutkan perjalanannya. Lalu di tengah perjalanan dia berjumpa dengan Lembu. Si lembu pun sama seperti si ayam dan si kambing ga mau tau tentang masalah yang menimpa si tikus.
Singkat cerita, waktu tengah malam ketika si istri terbangun dari tidurnya ia langsung berjalan menuju dapur dalam suasana yang gelap tidak ada lampu ia lalu memeriksa perangkap tikus yang telah mereka letakkan di bawah lemari. Dengan rasa bangga dan yakin  tikus sudah masuk keperangkap yang mereka pasang, si sistri pun  mengambil perangkap itu dan  tanpa melihat sebelumnya. Namun rasa bangga tadi berubah rasa takut yang luar biasa ketita ia mengangkat perangkap tikus tadi, ternyata bukannya tikus yang terperangkap malah ular yang tertangkap. Seketika itu juga sang ular mematok tangan si istri petani.
Akibat gigitan ular itu si istri petani pun jatuh sakit. Ketika sakit layaknya orang orang ia jug a tidak enak makan, oleh sang suami mengambil tindakan untuk memberikan makanan kesukaan orang sakit yaitu bubur ayam. Dengan berat hati si petani pun memotong ayamnya demi kesembuhan istri tercinta. Dan setelah itu, si istri tidak langsung pulih dan masih perlu perawatan, oleh karena si petani adalah orang yang sosial, maka masyarakat sekitar pun berdatangan ke rumahnya untuk menjenguk istrinya yang sedang di landa sakit. Hari berganti hari orang yang menjenguk bertambah banyak sehingga situasi ini membuat perasaan si petani tidak enak kalau tidak menjamu tamu-tamunya itu. Maka denganberat hati si petani kembali mengorbankan binatang peliharaannya yaitu kambing. Setelah beberapa hari setelah itu si istri pun akhirnya sembuh. Si petani sangat senang melihat kesembuhan istrinya sehingga ia memutuskan untuk menjamu orang sekampung sebagai ungkapan rasa syukurnya atas kesembuhan istrinya itu. Dan kali ini lembu yang menjadi korban untuk dijadikan hidangan jamuan orang-orang sekampungnya.
Lalu apa pelajaran yang bisa kita ambil?
Saudaraku,
Cerita di atas adalah gambaran kehidupan bermasyarakat yang tidak ada kepedulian satu sama lain. Mereka hanya peduli terhadap kepentingan mereka sendiri tanpa melihat kesusahan orang lain. Coba kita perhatikan satu sisi orang-orang berlomba  membangun rumah gedung dengan segala jenis dan tipe, disisi lain ada orang-orang yang tidak punya rumah dan penuh penderitaan. Akan tetapi ini seolah-olah tidak terlihat oleh orang-orang yang membangun gedung tadi.
Saat ini manusia tidak lagi peduli terhadap saudaranya, bukankah nabi Muhammad SAW mengatakan :”tidak beriman seseorang di antara kamu sampai ia mampu mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”.  Nabi juga menjelaskan seharusnya anta sesama muslim bagaikan satu badan mana kala satu anggota tubuh sakit maka seluruh anggota tubuh dapat merasakan kesakitan itu. Bukankah sesama muslim itu bagaikan satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lain?
Saudaraku yang baik hati..
Keselamatan orang-orang kaya ada di tangan orang-orang miskin,  kewajiban orang kaya adalah menyantuni orang miskin, begitu juga orang miskin mempunyai hak atas harta orang kaya sehingga apabila haknya tidak ia dapat maka ia bisa menuntut kepada hakim yang Maha Adil yaitu Alah SWT. Dan tentu ini akan mengganjal perjalanan si orang kaya ke surga kelak.
Dalam hadis yang lain Nabi menjelaskan bahwa kehidupan bermasyarakat itu bagaikan sebuah kapal yang sedang berlayar di tengah lautan dan membawa penumpang yang berbeda-beda. Ada kelas ekonomi, eksekutif, vip, bahkan vvip. Orang yang berada di kelas vip dan vvip dengan mudah mereka bisa mendapatkan apa saja yang mereka inginkan, mereka tinggal menyuruh pelayan. Lantas bagaimana dengan orang yang berada di kelas ekonomi yang berada dibagian bawah kapal, mereka hidup dengan kesusahan serta kekurangan. Manakala mereka perlu mereka harus naik ke atas untuk mengambil air. Akan tetapi bagaimana kalau mereka tidak mau naik keatas mereka cukup melobangi dinding kapal dan tentu air akan masuk?. Tapi mereka tidak melakukan itu, karena mereka sadar kalau itu mereka perbuat bukan hanya mereka saja yang akan tenggelam tapi orang-orang yang berada di kelas vvip pun akan ikut tenggelam juga.
Saudaraku,,
Inilah suatu ibarat yang menggambarkan bahwa tindakan kita bukan hanya berimbas kepada kita sendiri melainkan juga kepada orang lain di sekitar kita. Oleh karena itu mereka yang sedang berada di kelas vvip saat ini berilah kemudahan bagi orang-orang yang berada di kelas ekonomi sebelum orang-orang yang berada di kelas ekonomi berbuat sesuatu yang dapat merugikan semua orang seperti melobangi kapal tadi. Jangan sampai kita menjadi ayam yang sebelumnya berkata masa bodoh dan akhirnya menjadi korban karena tidak peduli terhadap saudaranya tikus, atau kambing maupun lembu yang sebelumnya juga berucap EGP dan juga jatuh korban karena sikap ketidak pedulilian terhadap sesamanya
Wallohu a’lam

0 komentar:

Posting Komentar