Sabtu, 31 Desember 2011

Memaknai Libur Semester

Tinggal kurang lebih 9 hari lagi, masa-masa libur semester pun akan berakhir, dan akan datang semester baru (genab) yang mana rutinitas akan dimulai kembali. Rehat selama dua minggu yang sengaja diciptakan diharapkan tidak berlalu begitu saja melainkan harus dimaknai dengan sebaik-baiknya. Lantas bagaimanakah semestinya praktisi pendidikan atau warga sekolah memaknai libur semsester ini?.
Libur semester haruslah dimaknai dengan baik dan bijak, masing-masing pihak memaknainya dengan berbeda-beda, antara lain :
1. Siswa, Seorang siswa harus pandai memaknai dan mengisi liburan ini dengan hal-hal yang positif dan menghibur dirinya, sehingga kepenatan selama satu semester akan hilang  dan siap kembali memulai semeseter baru, Mengisi liburan tidak mesti mengeluarkan uang yang banyak, yang penting hal-hal yang membuat kita senang dan rileks, seperti, olah raga, mengunjungi famili, teman dsb.
2. Guru, Guru harus memaknai liburan ini dengan bijaksana, berawal dari evaluasi semester sebelumnya kiranya di masa liburan ini guru dituntut mampu mencari inspirasi sekaligus solusi bagi permasalahan yang didapat selama melakukan proses pembelajaran dengan siswa., sperti memperbaharui RPP, Silabus dll.
3. Sekolah, pihak sekolah dalam mengisi liburan lebih sedikit waktunya, karena sekolah harus menyiapkan segala inprastruktur yang akan diperluakan untuk semester berikutnya, dan juga menyiapkan segala hal yang diperlukan dlam menunjang jalannya proses pendidikan di sekolah nantinya. sehingga pada saat belajar semester baru mulai bergulir semua hal-hal yang diperlukan sudah dalam keadaan ready.

Selasa, 20 Desember 2011

Rapot Sebagai Instrumen Komunikasi Guru-Orang Tua Siswa

Apa itu Rapot?, Rapot adalah buku kumpulan hasil belajar siswa tiap semesternya. Di dalam rapot direkam seluruh keberhasilan siswa dalam menyerap pembelajaran. Bukan hanya itu di rapot juga dituliskan tentang akhlak dan kehadiran siswa selama per semesternya.

Untuk apa ada rapot?
Secara filosofi tangung jawab pendidikan anak itu ada di tangan orang tua dan guru, ketika orang tua menyerahkan anaknya ke sekolah maka sekolah juga ikut bertanggung jawab atas kemajuan dan perkembangan anak itu sesuai dengan wewenangnya. Maka pada dasarnya tanggung jawab pendidikan anak itu adalah kerjasama sekolah (guru) dengan orang tua, sehingga dibutuhkan komunikasi yang berkelanjutan dan bersinergi antara sekolah dengan orang tua siswa.

Salah satu instrumen komunikasi guru-orang tua siswa adalah dengan rapot. rapot yang berisi nilai-nilai perkembangan siswa semestinya diberikan sekolah kepada orang tua dan orang tua membaca dan memahami sejauh mana perkembangan anaknya. Sehingga di rapot harus ada tanda tangan orang tua sebagai simbol bahwa orang tua juga ikut bertanggung jawab atas hasil anak itu apakah hasilnya baik maupun buruk. Maka dengan dasar inilah yang paling berhak menerima rapot adalah orang tua bukan siswa, dan kemudian orang tua memanggil anaknya untuk mendiskusikan hasil belajarnya itu, sehingga diharapkan juga ada komunikasi yang baik antara orang tua dengan anaknya.

Data-data yang ada di rapot yang sudah dipahami dan dikomunikasikan dengan orang tua seyogianya menjadi entri point untuk mengambil tindakan apa yang akan dilakukan ke depan baik oleh sekolah maupun orang tua.  Bisa jadi penurunan belajar siswa atau ketidak tercapaian target belajar adalah disebabkan kurangnya perhatian khusus dari orang tua atau guru. maka dengan adanya rapot semestinya menjadi pelajaran yang berharga bagi semua pihak untuk perbaikan-perbaikan ke depan.

Wallohu a'lam

Minggu, 18 Desember 2011

Malaikat Yang Terlupakan

Setiap orang ada yang mengawasinya, kemana, dimana, dan apa saja yang ia lakukan akan dicatat oleh pengawasnya tadi. Di dalam Al-Qur'an disebut dengan istilah Kiroman Katibiin, atau yang lebih akrab dikenal dengan malaikat Rokib dan 'Atid. Rokib sebagai pencatat hal-hal yang baik yang kita lakukan, sementara 'Atid sebaliknya mendokumentasikan semua yang berbentuk kesalahan yang kita lakukan, dan nantinya catatan-catatan ini lah yang akan di berikan kembali kepada si empunyanya untuk ditimbang dan akhirnya diberi balasan.

Saat ini, secara tidak langsung banyak di antara kita terkadang melupakan bahwa kita ini dishoot secara non stop, kita melupakan bahwa ada dua malaikat yang stanby tidak pernah luput sedikitpun dari apa yang kita perbuat. sehingga seolah-olah jadilah Rokib dan 'Atid bak dua Malaikat yang terlupakan. Akibatnya adalah kita seakan karyawan yang ditinggalin oleh Bos karena keluar kota alias merasa bebas. sehingga kita merasa apa yang kita lakukan hanya sampai disitu saja dan tidak akan diminta pertanggung jawabannya.

Tentu, situasi ini tidak baik dan tidak ada yang paling dirugikan selain kita sendiri. So, mulai dari sekarang mari kita sadarkan kembali diri kita bahwa kita memang benar-benar di awasi oleh sang pengawas yaitu Malaikat Rokib dan Atid. Orang yang merasa dirinya diawasi pasti lebih berhati-hati dari pada orang yang tidak diawasi.

Wallohu a'lam.

Kamis, 15 Desember 2011

Rumus Pengambilan Nilai Rapot

Suatu hari saya bertanya kepada beberapa orang guru tentang cara pengambilan nilai rapot. di antaranya pak Sahrialsyah, beliau Guru Agama Islam di SD Namira Medan.

Saya   : "Pak Sahrial, bagaimana cara mengambil nilai rapot siswa sesuai yang anda terapkan selama ini?."
Pak Sahrial : " Ya, Pak Muzanni, Rumus pengambilan nilai rapot adalah

((NF 1 +NF 2) (dirata-ratakan)) + NT +NS) kemudian dibagi tiga.
NF = nilai formatif
NT = Nilai Tugas
NS = Nilai Semester

Lalu saya bertanya kepada Ibu Liza, Guru Bahasa Inggris di SMP Darul Ilmi Murni dengan pertanyaan yang sama, Liza menjawab : "Kalau di sekolah kami menerapkan nilai rapot adalah murni nilai ujian semester".
Saya : " lalu bagaimana dengan nilai tugas, Mid, kuis dan sebagainya?".
Liza : " untuk nilai tugas, nilai ulangan harian, mid kami mempunyai rapot tersendiri alias kami mempunyai tiga jenis rapot setiap siswa."

Sehari sebelumnya saya juga bertanya kepada kepada Guru Matematika SMK Namira Miss Nurhaida dengan pertanyaan yang mirip juga.
Miss Aida : "rumusnya adalah dengan memakai prosentase ...% untuk Mid, .....% untuk ulangan harian, .....% untuk Tugas dan ....% untuk Semester."
dan terakhir Ibu Saudatussaniyah berpendapat hampir sama dengan pendapat pak Sahrial.
Bu Ade : " Pak Muzanni, rumusnya adalah Rata-rata Nilai Ulangan harian + Nilai Mid + Nilai Tugas + Nilai Semester kemudian dibagi 4 atau dirata-ratakan"

Kesimpulan
Dari diskusi atau pendapat di atas paling tidak ada dua cara yang mencolok tentang cara pengambilan nilai rapot,

1. Cara Prosentase, yaitu dengan memberikan porsi yang berbeda-beda kepada seluruh aspek penilaian sesuai dengan bobot dan kepentingannya masing-masing.

2 Cara rata-rata, ini adalah cara dengan mengumpulkan semua kumpulan nilai siswa kemudian dirata-ratakan. cara ini menganggap semua elemen evaluasi atau aspek evaluasi sama kedudukan dan pentingnya. misalnya nilai tugas sama pentingnya dengan nilai semester, sehingga satu unsur saja siswa tidak memiliki nilai maka otomatis nilainya kurang alias tidak tercapai.

Maka alternatifnya pelaksanaan remedial haruslah setiap selesai melakukan ujian apakah ujian ulangan, mid maupun semester. jangan sampai menunggu waktu selesai ujian semester.

Lalu, manakah diantara yang dua ini yang paling baik? Keduanya sama-sama mempunyai plus minus masing-masing. yang terpenting adalah konsistensi dengan konsep yang satu secara utuh, sehingga apabila kita sudah menentukan yang kita pakai adalah konsep atau rumus pertama konsistenlah mulai dari sejak awal belajar sampai akhir belajar.


Wallohu a'lam.

Rabu, 14 Desember 2011

Jaminan Sosial Untuk Guru

Guru sebagai profesi yang sangat urgen dalam menentukan generasi suatu bangsa. Oleh karenanya profesi guru haruslah mendapat tempat yang sepantasnya. Salah satunya Jaminan Sosial. Di jaman modern seperti saat sekarang ini sudah sepantasnya seluruh guru mendapat Jaminan Sosial, seperti jaminan kematian, jaminan kecelakaan kerja, jaminan pemeliharaan kesehatan dan jaminan hari tua. Oleh karena itu seyogianya pemerintah sudah memberikan jaminan sosial itu kepada seluruh guru Indonesia baik secara langsung maupun secara tidak langsung (melalui penerbitan UU).
Pemberian Jaminan Sosial ini paling tidak sebagai ungkapan terima kasih bangsa ini kepada seluruh guru yang mengabdi tanpa pamrih apalagi di pelosok-pelosok tanah air ini. Juga untuk memberikan kenyamanan dan kepastian bagi setiap guru tentang jaminan sosialnya, apakah jaminan kesehatan, maupun jaminan hari tua. sehingga setip guru diharapkan merasa nyaman dalam melakukan peran dan tugasnya sebagai pendidik dan pembimbing anak bangsa. apalagi di jaman sekarang ini sebagai mana kita ketahui mahalnya biaya kesehatan. paling tidak jaminan sosial ini bisa menjadi semangat bagi semua guru di tanah air ini agar lebih berprestasi lagi.
Dalam hal ini, Sekolah Namira (TK-SD-MDA-SMK) sudah memulai sejak 8 tahun yang lalu untuk memberikan jaminan sosial kepada seluruh guru/karyawannya walaupun masih bertahap. tapi semangat untuk menempatkan guru pada posisi yang terhormat sudah dilakukan.

Selasa, 13 Desember 2011

Kapan dilakukan Remedial?

Kesalah pahaman tentang waktu pelaksanaan remedial marak terjadi. Banyak orang menganggap remedial itu dilakukan hanya setelah selesai ujian semester, manakala nilai seorang siswa tidak mencukupi pencapaian KKM (kriteria ketuntasan minimum).

Tentu anggapan ini sedikit kurang utuh, remedial seyogianya dilakukan setelah selesai evaluasi, baik evaluasi harian (formatif), tengah semester maupun semester. sehingga nantinya semua siswa mempunyai nilai yang lengkap dan sesuai dengan KKM, karena manakala siswa belum mencapai KKM setelah selesai ujian Formatif 1 misalnya, dia harus diremedial (mengulang) pada saat setelah selesai ujian formatif itu sehingga semua siswa harus tuntas belajarnya, bukan menunggu selesainya ujian semester.

Kebanyakan pemahaman yang terjadi di lapangan bahwa remedial dilakukan setelah ujian semester sewaktu nilainya sudah ditotalkan dari nilai formatif, tugas, kuis, mid dan semerter tapi belum mencapai KKM. Sementara hasil nilai formatif misalnya ada siswa yang tidak mencapai KKM tidak diremedial tentu akan mengganggu nilainya pada saat penjumlahan nilai keseluruhan.

Remedial adalah ujian ulang bagi siswa yang belum mencapai nilai KKM.

(tulisan ini hasil diskusi Muzanni Lubis bersama Ibu Saudatus Saniah Tanjung, Guru SMK Namira Tech Nusantara)

Minggu, 11 Desember 2011

Persiapan Menghadapi Ujian

Sudah bisa dipastikan (Insya Alllah) mulai besok, Senin, 12 Desember 2011 samapi 5 hari kedapannya, adalah hari-hari dimana sekolah sibuk dengan ujian Semester. Ujian Semester sangat penting dimana merupakan salah satu yang mempengaruhi nilai siswa secara keseluruhan dan akhirnya dituliskan di Raport.
Setiap siswa tentu ingin menjalani ujian dengan baik dan semua soal bisa dijawabnya dengan sempurna, tapi kenyataannya tidak semua siswa bisa melakukannya.
Paling tidak ada beberapa Tips persiapan menghadapi ujian bagi siswa, yaitu :
  1. Belajar degan teratur, kebanyakan siswa belajar ketika mau menghadapi ujian sehingga timbullah istilah dengan SKS (sistem Kebut Semalam). tentu ini menandakan betapa tidak disiplinnya ia belajar Nah, kalau sudah terlanjur tidak disiplin, lalu apa yang masih bisa dilakukan? salah satunya adalah dengan membaca dan mengingat-ingat kembali keterangan guru terhadap pelajaran itu. dan kembali melihat buku catatan hariannya.
  2. Tidur dan makanlah dengan teratur. Jangan sampai pada waktu ujian itu kamu mengalami kantuk, atau lapar akibat belum makan (sebab terburu-buru). Otomatis ini akan mengganggu konsentrasi dalam menyelesaikan soal-soal tadi.
  3. Jangan lupa berdoa. Belajar adalah ibadah, ilmu adalah rahmat dari Allah, maka siapa saja yang ingin mendapatnya tentu dengan cara meminta kepada Sang Pemberi Ilmu
Semoga bermanfaat.

Selamat Menjalani Ujian Semester Ganjil TA. 2011-2012  bagi seluruh Siswa Sekolah Namira (TK,SD,SMP,SMK) khususnya dan Siswa di Indonesia Umumnya

"Kejujuran harus dijunjung tinggi"

Jumat, 09 Desember 2011

Mengapa Siswa Malas Ke Sekolah?

Pertanyaan ini sering muncul di benak kalangan praktisi pendidikan, seirig dengan banyaknya siswa yang bolos belajar. Berbagai teori pun diungkapkan untuk memberikan spekulasi jawaban atas pertanyaan tersebut. Dari pengalaman yang saya alami dan amati paling tidak ada dua alasan mengapa siswa malas ke sekolah :

1. Kurangnya Motivasi dari dalam dirinya,
Ia tidak tahu alasan apa yang  'memaksa' ia ke sekolah, menurutnya ia ke sekolah hanya duduk dan diabsen terus diberi PR. ia tidak memahami apa gunanya ia ke sekolah (belajar) bagi dirinya di masa sekarang dan masa yang akan datang.

2. Kurangnya Motivasi dari luar (lingkungan)
Lingkungan Sekolah semestinya menyediakan sarana dan wadah pengembangan minat dan bakat belajar siswa yang menyenangkan. Sehingga ketika siswa itu tidak terlalu tertarik dengan pelajaran hari itu tapi dikarenakan ada kegiatan lain yang bisa ia lakukan/dapatkan di sekolah ia tetap bersemangat datang kesekolah.

Adapun wadah yang bisa duganakan untuk menambah motivasi siswa ke sekolah ialah antara lain dengan menyediakan kegiatan-kegiatan ekskul yang relevan dengan minat dan bakat siswa. seperti ekskul Olah raga (Sepak Bola, Futsal, Basket, dll), Ekskul Seni (Tari, Nyanyi, Drama, puisi, dll) atau Ekskul Wawasan (Club IT, Club Bahasa Inggris, Club Sains, dll), dan Ekskul Keorganisasian (Osis, Pramuka, dll).
Nah, sekarang tinggal memilih saja mana yang diambil dari sekian banyaknya opsi pilihan di atas. tentu harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi SDM di sekolah tersebut.

Selasa, 06 Desember 2011

Hakikat Evaluasi Pendidikan

Tahukah kamu apa hakikat evaluasi pendidikan?

Evaluasi merupakan satu unsur/komponen yang paling penting dalam sistem pendidikan, banyak pakar-pakar pendidikan menjelaskan tentang pentingnya evaluasi pendidikan itu.
Sedemikian banyaknya jenis dan bentuk evaluasi itu, pada hakikatnya adalah mempunyai tujuan dan maksud yang sama. paling tidak hakikat evaluasi pendidikan itu antara lain :

1. Sebagai alat pengukur akan keberhasilan belajar bagi siswa dan keberhasilan mengajar bagi guru.
oleh karena itu evaluasi bukan hanya berlaku untuk siswa melainkan yang paling penting adalah evaluasi merupakan modal utama bagi guru untuk mengetahui apakah cara mengajar yang telah ia lakukan berhasi atau tidak? dan kalau sekiranya jawabannya belum berhasil tentu harus ada perbaikan-perbaikan.

2. Sebagai modal untuk melakukan perbaikan
hasil evaluasi yang sudah dikonversikan ke dalam angka-angka seharusnya menjadi modal bagi seorang guru untuk mengambil langkah-langkah apa saja yang akan ia lakukan ke depan, khususnya langkah-langkah perbaikan dalam mengajar. dengan hasil evaluasi guru dituntut memikirkan apakah metode yang digunakan selama ini baik atau tidak, jika sudah baik maka hendak dipertahankan dan ditingkatkan lagi, jika tidak maka hendaklah guru tersebut mereformasi diri dan memperbaiki metode dan gaya mengajarnya. karena kegagalan siswa bukan hanya disebabkan oleh siswa itu sendiri melainkan bisa juga dikarenakan ketidakmampuan guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Senin, 05 Desember 2011

Guru Sebagai Pembimbing


 Salah  satu fungsi guru adalah menjadi pembimbing bagi siswa-siswanya. Guru dituntut agar senantiasa memberika layanan bimbingan kepada siswa. Peranan sebagai pembimbing ini dibedakan menjadi dua, yaitu : pembimbing di dalam kelas dan pembimbing di luar kelas.
          1.   Layanan Bimbimbingan di kelas
Agar setiap guru mampu memberikan layanan bimbingan ini dengan totalitas dan penuh tanggung jawab, hendaklah guru tersebut mengetahui tugas-tugas apa saja yang harus dilakukannya dalam rangka memberikan layanan bimbingan kepada siswa di dalam kelas.
Rochman Natawidjaja dan Moh. Surya dalam bukuProf. Soetjipto dan Raflis Kosasi diterangkan bahwa hal-hal yang menjadi tugas seorang guru dalam memberikan layanan bimbingan di kelas antara lain :
a.       Memperlakukan dengan sikap yang baik dan wajar bagi setiap siswa dengan potensi yang ada dalam diri siswa itu.
b.      Memberikan kenyamanan kepada siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung
c.       Memberikan penghargaan yang proporsional kepada setiap siswa
d.      Tidak berpura-pura di depan siswa
e.      Menerima siswa apa adanya, tidak membeda-bedakan antara siswa yang satu dengan yang lainnya dalam memberikan pembelajaran
f.        Menyadari bahwa tujuan mengajar bukan hanya penguasaan setiap materi melainkan juga pembentukan sikap kedewasaan yang ditimbulkan dari diri siswa.
g.       Memberikan layanan tambahan bagi siswa yang tidak/belum memahami materi pelajaran yang telah dipelajari

2.    2.    Layanan Bimbingan di Luar Kelas
Jabatan guru tidak bisa tanggal setelah ia keluar dari kelas, melainkan jabatan sebagai guru tetap melekat pada diri guru dimana pun ia berada baik di kelas maupun di luar kelas. Sehingga fungsi guru sebagai pemberi layanan bimbingan juga tidak hanya di kelas saja melainkan juga di luar kelas. Tugas-tugas yang bisa dilakukan oleh guru dalam rangka memberikan layanan bimbingan di luar kelas antara lain :
a.       Memberikan pengajaran perbaikan (remedial teaching)
b.      Memberikan pengayaan dan pengembangan bakat siswa
c.       Melakukan home visit
d.      Menyelenggarakan kelompok belajar yang bermanfaat untuk :
1.       Membiasakan anak untuk bergaul dengan teman-temannya, bagaimana mengemukakan pendapatnya dan menerima pendapat dari teman lain.
2.       Merealisasikan tujuan pendidikan dan pengajaran melalui belajar secara kelompok
3.       Mengatasi kesulitan-kesulitan belajar secara bersama-sama
4.       Belajar hidup bermasyarakat
5.       Memupuk rasa kekeluargaan dan kegotongroyongan
(sumber : Profesi Keguruan karangan : Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi)

Jumat, 02 Desember 2011

Membina Bakat dan Kreatifitas Siswa Sejak Dini

Siswa SD Namira sedang menampilkan tarian ala Girl Band
Kreatifitas siswa bukanlah sesuatu yang datang dengan tiba-tiba seprti dalam sulap mbah tarno yang hanya mengatakan” bim salabim jadi apa, prok prok prok”. Kreatifitas siswa haruslah dicari dan kemudian dibina dan akhirnya dikembangkan sehingga menjadi sesuatu yang luar biasa kelak. Anda pasti tahu mega bintang sepak bola Real Madrid Cristiano Ronaldo (CR7). CR7 menjadi mega bintang tidaklah didapatnya dengan hanya mengcapkan mantra mbah Tarno tadi. Melainkan CR7 sejak kecil bakat yang ada di dirinya ditemukan oleh para pencari bakat dan kemudian dibina di sekolah sepak bola dan akhirnya dikembangkan oleh club sepak bola professional sampai menjadi mega bintang dan menjadi salah satu ikon pesepak bola dunia.
Kaligrafi : Hasil karya siswa Sekolah Namira
Kiranya, ini menjadi landasan bagi instansi pendidikan dalam mencari dan mengembangkan bakat anak didik. Di Sekolah-sekolah acap kali diselenggarakan kompetisi atau perlombaan antar siswa yang akhirnya menghasilkan juara-juara. Akan tetapi sangat disayangkan terkadang itu hanya sampai di penyerahan piala saja dan tidak ada tindak lanjutnya. Sehingga bakat yang telah ditemukan di diri siswa tadi tidak terkembangkan semestinya. Padahal siswa yang berbakat tadi tidak mustahil akan menjadi super star di bidangnya kelak dan otomatis akan mengharumkan nama baik sekolahnya, tapi, dikarenakan kelalaian dan ketidaktahuan pihak-pihak tertentu mimpi itu tidak kunjung datang.
Sepak Bola : Atlet Sepak Bola Siswa SD Namira
Penutup
Melalui tulisan sederhana ini kiranya menjadi renungan bagi kita semua dalam rangka mencari dan mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki oleh para siswa-siswa kita yang nantinya dapat mengharumkan nama baik sekolah kita dan bahkan nama baik Negara kita Indonesia tercinta.