Selasa, 17 April 2012

Poda Na Lima : Pendidikan Budi Pekerti Masyarakat Mandailing

Lain lubuk lain ikannya, lain rumput lain belalangnya, adalah istilah yang mengungkapkan bahwa masing-masing daerang punya adat budayanya sendiri dalam berbagai hal kehidupan. Dalam urusan pendidikan di masyarakat Mandailing terkenal dengan istilah Poda Na Lima (Indonesia : Petuah yang 5). Sejak kecil para orang tua dulu memberikan pendidikan pekerti kepada anak-anaknya melalui poda na lima ini. dan ini dianggap manjur sebagai upaya menjadikan geerasi yang berbudi pekerti luhur.
adapun Poda Na Lima itu ialah :

  1. Paias Rohamu (Bersihkan Hatimu/Jiwamu). Hati merupakan pusat pemerintahan diri seseorang, hati memiliki kendali yang sangat signifikan yang dapat menentukan seseorang dalam berbuat benar dan salah. bahkan Nabi Muhammad menyebut bila mana hati seseorang itu baik maka baiklah seluruh tubuhnya, begitu juga bila mana hatinya buruk maka buruklah semua anggota badannya. Maka petuah atau pendidikan yang pertama adalah memperbaiki atau membersihkan hati, yaitu menghilangkan semua penyakit hati seperti dengki, cemburu, syirik dll.
  2. Paias Pamatangmu (Bersihkan Badanmu). Setelah hati sudah bersih maka yang selanjutnya adalah membersihkan badan yang mana bertujuan agar kita hidup sehat terbebas dari penyakit.
  3. Paias Parabitonmu (Bersihkan Pakaianmu). Bersih hati, bersih badan, kemudian bersih pakaian. ini bertujuan agar ketika kita bergaul dengan masyarakat lain orang merasa nyaman di samping kita karena kita disebabkan karena hati, badan dan pakaian kita sudah bersih.
  4. Paias Bagasmu (Bersihkan Rumahmu). Rumah adalah tempat tinggal dimana kita banyak menghabiskan waktu didalamnya, maka rumah harus bersih supaya penyakit-penyakit dapat dicegah.
  5. Paias Pakaranganmu (Bersihkan Lingkungan). Membersihkan lingkungan merupakan prilaku budi pekerti yang baik.
Makna membersihkan disini bukan hanya dimaknai secara lahir seperti kotoran yang nampak, tapi harus dimaknai juga secara batin yaitu dari kotoran yang tak nampak seperti dari usaha-usaha yang tidak halal.
Sebagai penutup, Poda Na Lima ini kiranya masih dianggap relevan pada zaman sekarang ini disebabkan masyarakat sudah mulai lupa tentang pentingnya hidup bersih dan sehat.

0 komentar:

Posting Komentar