1. Idealisme
Dunia pengalaman
disebut sebagai dunia semu atau dunia baying-bayang.
Dunia idea (akal-budi)
disebut sebagai dunia asli, dunia yang sesungguhnya.
2. Realisme ( Aristoteles, 384-322 )”
Aristoteles mengatakan bahwa setiap hal atau benda itu
tersusun dari “hule” dan “morfe”, yang kemudian dikenal dengan teori
“Hule-Morfistik”.
Hule adalah dasar
permacam-macaman, karena hulenya, maka suatu benda adalah benda itu sendiri.
Morfe adalah dasar
kesatuan, yang menjadi inti dari segala sesuatu, karena morfe-nya, maka segala
sesuatu itu sama dengan yang lain termasuk kedalam satu jenis yang sama.
3. “Positivisme”
Ada 3 tingkatan mengenai budi :
Tingkatan Teologis,
yang menerangkan segala sesuatunya dengan pengaruh dan sebab-sebab yang
melebihi kodrat.
Tingkat Metafisis, yang
hendak menerangkan segala sesuatu melalui abstraksi.
Tingkat Positif, yang
hanya memperhatikan yang sungguh-sungguh dan sebab akibat yang telah ditentukan.
4. “Eksistensialisme”
Ciri
umum Eksistensialisme :
Orang dinilai dan
ditempatkan pada kenyataan yang sesungguhnya sebagaimana yang ada (eksis)
Orang harus berhubungan
dengan dunia yang ada.
Manusia merupakan satu
kesatuan sebelum ada perpisahan antara jiwa dan badannya.
Orang berhubungan
dengan segala sesuatu yang ada.
5. “Realisme ( Aristoteles, 384-322 )”
Aristoteles mengatakan bahwa setiap hal atau benda itu
tersusun dari “hule” dan “morfe”, yang kemudian dikenal dengan teori
“Hule-Morfistik”.
Hule adalah dasar
permacam-macaman, karena hulenya, maka suatu benda adalah benda itu sendiri.
Morfe adalah dasar
kesatuan, yang menjadi inti dari segala sesuatu, karena morfe-nya, maka segala
sesuatu itu sama dengan yang lain termasuk kedalam satu jenis yang sama.
6. “Positivisme”
Ada 3 tingkatan mengenai budi :
Tingkatan Teologis,
yang menerangkan segala sesuatunya dengan pengaruh dan sebab-sebab yang
melebihi kodrat.
Tingkat Metafisis, yang
hendak menerangkan segala sesuatu melalui abstraksi.
Tingkat Positif, yang hanya
memperhatikan yang sungguh-sungguh dan sebab akibat yang telah ditentukan.
7. “Eksistensialisme”
Ciri
umum Eksistensialisme :
Orang dinilai dan
ditempatkan pada kenyataan yang sesungguhnya sebagaimana yang ada (eksis)
Orang harus berhubungan
dengan dunia yang ada.
Manusia merupakan satu
kesatuan sebelum ada perpisahan antara jiwa dan badannya.
Orang berhubungan
dengan segala sesuatu yang ada.
0 komentar:
Posting Komentar