1.
Perbandingan
Tingkatan-tingkatan Kebenaran
Sebelum
dijelaskan perbedaan pada tingkatan-tingkatan kebenaran itu, Mari kita lihat
pernyataan di bawah ini :
“Supaya badan sehat, makanlah
makanan yang sehat dan bergizi” (Kebenaran Ilmiah)
“Makanlah makanan yang sehat,
bergizi dan halal (tidak hasil mencuri dan merampok”
(Kebenaran esensi)
2.
Penjelasan
1. “Kalau lapar, makan”. Terserah mau
makan apa, yang penting makan. Inilah contoh kebenaran
praktis yang diperoleh dengan sangat mudah karena hanya mengandalkan pengalaman
panca indera dan tidak melalui aktivias berpikir mendalam dan menyeluruh dan
tidak memikirkan norma-norma yang ada. Tapi ini merupakan sebuah kebenaran yang
paling rendah tingkatannya.
2. “Supaya badan sehat, makanlah
makanan yang sehat dan bergizi.” Ini adalah contoh kebanaran ilmiah yang diperoleh dengan
adanya aktivitas berpikir dan penelitian. Contoh : Memakan makanan yang bergizi akan membuat
badan menjadi sehat. Untuk mendapat kebenaran itu, sebelumnya telah dilakukan
penelitian ilmiah. Disini sudah mengandalkan kebenaran menurut logika, yaitu
makanan yang bergizi akan membuat badan sehat, makanan yang tidak bergizi akan
membuat badan sakit, jadi dianjurkan memakan makanan yang bergizi.
3. “Makanlah makanan yang sehat,
bergizi dan halal (tidak hasil mencuri dan merampok” inilah
yang disebut dengan kebenaran esensi yang diperoleh oleh hati. Secara praktis,
kalau lapar, hanya disuruh makan, secara
ilmiah kalau lapar, kalau sedang lapar disuruh makan makanan yang sehat dan
bergizi, sedangkan secara esensi, kalau lapar disuruh makan makanan yang baik
dan halal. Disini tampak jelas bahwa tingkatan kebenaran esensi adalah
kebenaran yang paling tinggi, karena selain mengandalkan logika, memikirkan
kebaikan diri sendiri, juga memikirkan kebaikan orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar