Tiga Sifat Yang
Menghancurkan Manusia
Penulis : Muzanni Lubis, S.Pd.I
Pendahuluan
Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang sangat mulia, baik dipandang dari
segi bentuk dan rupa (jasmani) maupun dari segi sifat dan watak (rohani). Manusia
adalah makhluk yang unik berbeda dari makhluk lain seperti binatang dan
malaikat. Sehingga di dalam al-Qur’an Allah memuji manusia (jasmaninya) dengan
sebutan ahsani taqwim yaitu
sebaik-baik bentuk atau rupa (lihat QS : At-Tin (95) : 4). Pada ayat yang lain
Allah juga menegaskan akan kemuliaan manusia itu (rohaninya) sebagimana Firman
Allah SWT. “Demi sesungguhnya Kami telah
memuliakan anak Adam lebih dari yang lain. Kami telah menjadikan manusia dapat
berjalan di darat dan berlayar di laut. Kami berikan rezeki yang baik-baik
kepada mereka. Kami melebihkan manusia dari sebagian besar makhluk Kami dengan
kelebihan yang jelas.” (QS: Al-Israa’ (17) : 70).
Kemuliaan yang didapat manusia itu
sewaktu-waktu bisa mengalahkan kemulian malaikat, akan tetapi pada saat yang
lain kemuliaan manusia itu hilang dan menjadi makhluk yang sangat bejat sehingga
lebih bejat dari binatang.
Dalam kajian sejarah perjalanan kehidupan manusia ada
tiga sifat yang mampu membinasakan kodrat manusia, menurunkan derajatnya, dan
menghilangkan kemuliaannya. Yaitu, (1) Sombong, (2) Rakus, dan (3)
Dengki.
Melalui tulisan sederhana yang singkat ini, penulis ingin menyampaikan
kepada pembaca tentang bagaimana sifat-sifat tersebut merendahkan derajat
manusia itu sendiri.
Pembahasan
1. Takabbur atau sombong
Kata Takabbur berasal dari kata takabbara,
yatakabbaru, takabburan (bahasa Arab) yang berarti sombong. Secara istilah
takabbur adalah merasa dirinya ‘lebih’ dari yang lain, seperti merasa dirinya
lebih pintar, merasa dirinya lebih alim, merasa dirinya lebih kaya atau merasa
dirinya ‘lebih’ dari orang lain. Bahayanya sifat sombong tidak perlu
diperdebatkan lagi, Iblis telah merasakan dahsyatnya bahaya kesombongan itu. akibat
kesombongannya dia diusir dari surga dan dikutuk selama-lamanya dan dijanjikan oleh
Allah akan menjadi penghuni abadi neraka.
Iblis awalnya bukanlah makhluk sembarangan, melainkan dikenal karena mempunyai
track record atau rekam jejak yang
sangat mengagumkan, Iblis pernah beribu tahun menjadi guru malaikat, beratus
tahun mengelilingi Arasy dan masih banyak lagi. (lihat Tafsir Showi,
jilid I). Akan tetapi dikarenakan ‘hanya’ tidak mau sujud (memberi hormat)
kepada Nabi Adam karena ia menganggap dirinya lebih hebat dari Adam. As, karena
Adam diciptakan dari tanah sementara Iblis diciptakan dari api, maka Allah pun
menghukumnya dengan hukuman yang keras. Yaitu : dikeluarkan dari surga, dikutuk
selama-lamanya, dan dijanjikan menjadi penghuni abadi neraka.
Sesuai dengan janji Iblis, dia akan terus merusak keturunan Adam, salah
satunya dengan menularkan sifat sombong tersebut. Jika manusia sudah menjadi
sombong maka alamat kehancuranlah yang akan datang. Sebagaimana kata bijak dari
Belanda mengatakan, “kesombongan, berarti kehancuran sudah dekat.”.
Selain kepada Iblis, kesombongan itu juga sangat diidentik dengan Firaun,
yang mana Firaun pada puncak kesombongannya dia sampai mengakui bahwa dirinya
adalah Tuhan, dan pada saat itu juga, kehancuran dan kehinaan ditimpakan oleh
Allah kepadanya.
2. Rakus alias tamak
Nabi Adam dikenal sebagai makhluk yang sangat dicintai Allah pada saat itu
sehingga Iblis dan malaikat pun disuruh untuk memberi hormat kepada Adam. Allah
memberi fasilitas yang sangat lengkap kepada Nabi Adam, hanya satu yang tidak
boleh dilakukan yaitu mendekati pohon khuldi. Tapi akibat rasa penasaran dan
sifat tamak yang ada pada diri Nabi Adam ia tidak mampu melawan godaan hawa
nafsu dan godaan syetan sehingga ia juga melanggar larangan Allah SWT. Akibatnya,
ia diusir dari surga dan diturunkan ke bumi serta dicopot semua fasilitas yang
selama ini dimilikinya.
Secara
bahasa tamak berarti
rakus hatinya. Sedang menurut istilah tamak adalah cinta
kepada dunia
(harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan hukum haram
yang mengakibatkan adanya dosa besar. Berdasarkan
pengertian diatas bisa kita mengerti, bahwa tamak adalah sifat rakus terhadap
hal-hal yang bersifat kebendaan tanpa memperhitungkan mana yang halal dan
haram.
Sampai saat ini, sifat rakus inilah yang juga membahayakan manusia dan
tatanan hidup bernegara. Sudah diberi gaji dan fasilitas kehidupan yang cukup,
tapi belum merasa puas, masih mau mencuri bahkan merampas yang bukan haknya. perilaku
korupsi terjadi dimana-mana bukan karena kurangnya gaji mereka melainkan karena
sifat tamak atau rakus yang ada pada diri manusia itu. Sifat tamak ini jugalah
yang membuat manusia itu menjadi individualistik, pelit terhadap sesama, dan hanya
peduli terhadap dirinya sendiri, yang mana menyalahi kodrat manusia itu sendiri
sebagai makhluk yang bersosial.
3. Hasad alias dengki
Timbulnya
sifat ini adalah imbas dari sifat tamak itu sendiri. Sifat tamak membuat
manusia akan menjadi pendengki. Dengki melahirkan permusuhan dan perbuatan keji dan mungkar
lainnya, yang pada akhirnya menjadikan
manusia lupa kepada Rabb-nya, Allah SWT, bahkan sifat
ini dapat merusak amal-amal yang telah di lakukan manusia dan dapat
menyeret manusia kepada kehinaan di akhirat.
Haramnya Hasad telah ditetapkan dalam al-Qur’an.yang merupakan sifat-sifat
orang kafir, munafik dan lemah imannya, sifat orang yang tidak ingin berterima
kasih terhadap saudaranya seagama yang telah mendapat nikmat dari Allah.
Allah memberi pelajaran bagi umat manusia betapa buruknya sifat ini. Yaitu
ketika Allah menceritakan kisah anak Adam yang bersaudara kandung Qabil dan
Habil. Qobil tidak bisa menerima keputusan Allah tentang hukum perkawinan pada
saat itu, ia lalu menanam rasa dengki di
hatinya terhadap saudaranya sendiri, Habil. Yang pada akhirnya ia tega membunuh
saudaranya sendiri akibat sifat dengki yang ada pada hatinya.
Apa yang telah dilakukan oleh Qabil terhadap saudara kandungnya, Habil,
pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu yang aneh lagi, melainkan sudah
menjadi kejadian yang sering kita dengar dan saksikan di kehidupan kita.
Pembunuhan itu biasanya diawali dengan sifat dengki yang ada di hati manusia
itu.
Hasad atau dengki bisa disingkat menjadi S-M-S
alias senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang. Ia tidak bisa
tidur kala tetangganya baru membeli kulkas baru, ia menjadi sakit ketika
melihat tetangganya membeli sofa baru, ia bahkan bisa kena serangan jantung
kala tetangganya baru saja membeli mobil baru. Lalu segala cara ia lakukan, ia
bisa menuduh tetangganya itu berbuat yang tidak baik untuk bisa membeli mobil
baru tersebut. Sifat dengki juga lah yang bisa membuat hidup manusia tidak akan
bahagia dan dijauhi oleh orang –orang di sekitarnya.
Penutup
Akhirnya sebagai penutup, mari kita jaga kodrat kitasebagai makhluk yang
mulia, seraya dengan menghindari dan membasmi sifat yang merusak kemuliaan
manusia itu sendiri, yaitu : sombong, tamak dan hasad.
Wallohu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar